Translate

Iodium


TUGAS MATA KULIAH
METABOLISME ZAT GIZI MIKRO
Mineral Mikro Iodium ( I )
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Nurohman, M.Si




Disusun Oleh:
OVIASRI RIZKI D. P.            NIM G2B217072

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI NON REGULER
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2017
IODIUM ( I )

I.            Pengertian
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih 0,0004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari hormon iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin, tetradiodotironin (T4), triiodotironin (T3) (lihat gambar 1). Hormon-hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental hewan dan manusia. Sisa iodium ada di dalam jaringan lain, terutama di dalam kelenjar-kelenjar ludah, payudara, dan lambung serta di dalam ginjal. Di dalam darah iodium terdapat dalam bentuk iodium bebas atau terikat dengan protein (Protein Bound Iodine/PBI).
Gambar 1. Struktur kimia tiroksin atau tetraiodotironin (T4) dan
triiodotironin (T3).



II.            Sejarah
Gangguan akibat kekurangan iodium berupa gondok atau pembengkakan kelenjar tiroid di leher dan kreatinisme (cebol) telah dikenal sejak dahulu kala, yaitu sejak zaman budaya Cina dan Hindu, Yunani dan Roma. Di abad pertengahan, gambar-gambar orang gondok kretin muncul dalam dunia seni lukis berupa setan ataupun bidadari. Lukisan Madona di Italia menggambarkan wanita dengan gondok. Gondok rupa-rupanya waktu itu dianggap normal. Baru pada abad ke-17 dan ke-18 dilakukan penelitian tentang penyebab gondok dan kretin, dan pada abad ke-19 dimulai langkah-langkah konkret untuk menanggulanginya. Baru pada bagian kedua abad ke-20 diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang cara pencegahan dan penanggulangannya.
Pengertian tentang defisiensi iodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kreatinisme saja, tetapi ternyata defisiensi iodium berpengaruh terhadap kulitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak. Defisiensi iodium dinyatakan sebagai gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) yang menunjukkan luasnya pengaruh defisiensi iodium tersebut. Hingga sekarang masalah gangguan akibat kekurangan iodium terdapat luas di seluruh dunia termasuk Indonesia, dan penanggulangannya merupakan salah satu prioritas utama program WHO.
Menurut laporan WHO tahun 1990, di negara sedang berkembang hampir 1 miliyar penduduk mempunyai resiko mengalami gangguan akibat kekurangan iodium, diantaranya dua ratus juta mengalami gondok, lima juta lebih mengalami kretin dengan keterlambatan mental dan lima belas juta mengalami gangguan mental yang lebih besar.

III.            Ekologi dan Demogragi Defisiensi Iodium
Iodium berada dalam suatu siklus di alam. Sebagian besar iodium ada di laut, sebagian kemudian merembes, dibawa hujan, angin, sungai, dan banjir ke tanah dan gunung di sekitarnya. Iodium terdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Air berasal dari sumur dalam tersebut dapat merupakan sumber iodium. Daerah pegunungan di seluruh dunia termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia kurang mengandung iodium, tertutama pegunungan yang ditutupi es dan mempunyai curah hujan tinggi yang mengalir ke sungai.
Iodium di dalam tanah dan laut terdapat sebagai iodida. Iodida dioksidasi oleh sinar matahai menjadi unsur iodium yang mudah menguap. Iodium ini kemudian dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian iodium ke tanah berjalan lambat dan sedikit dibandingkan dengan kehilangan semula, dan banjir berulang kali akan menyebabkan kekurangan iodium dalam tanah. Hasil pertanian dari daerah ini mengalami kekurangna iodium, sehingga manusia dan hewan yang bergantung pada hasil tanaman daerah tersebut akan mengalami kekurangan iodium.

IV.            Absorpsi dan Ekskresi
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sehari adalah sebanyak 100-150 µg sehari. Ekskresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organik di dalam makanan hewani hanya separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Di dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium, 70-80% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid. Di dalam kelenjar ini iodium digunakan untuk mensintesis hormon-hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin atau tetraiodotironin (T4), bila diperlukan. Kelenjar tiroid harus mengangkap 60 µg iodium sehari untuk memelihara persendian tiroksin yang cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar tiroid dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormon/TSH) dan Hormon Tirotrogin/TRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari untuk mengatur sekresi tiroid. Hormon tiroksin kemudian dibawa darah ke sel-sel sasaran dan hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati tiroksin dipecah dan bila diperlukan iodium kembali digunakan.
Konsentrasi hormon tiroid di dalam darah diatur oleh hipotalamus melalui pengontrolan pengeluaran hormon TSH yang dikeluarkan kelenjar pituitari. Sekresi TSH juga dikontrol oleh hormon yang mengeluarkan tirotrofin (Tytropin Releasing Hormon/TRH) yang juga dikelurkan oleh hipotalamus (lihat Gambar 2). Kelebihan iodium terutama dikelurkan melalui urin, dan sedikit melalui feses yang berasal dari cairan empedu.

Gambar 2. Pengaturan sekresi hormon-hormon tiroid oleh kelenjar pituitari melalui TSH dan TRH.

V.            Fungsi Iodium
Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin triidotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangann. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormon tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30%. Di samping itu kedua hormon ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Iodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A; sintesis protein dan absorpsi karbohidrat dari saluran cerna. Iodium berperan pula dalam sintesis kolesterol darah.


VI.            Angka Kecukupan Iodium yang Dianjurkan
Angka kecukupan Iodium sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Angka kecukupan iodium yang dianjurkan
Golongan Umur
AKI* (mg)
Golongan Umur
AKI* (mg)
0 -  6 bl
7 - 11 bl
1 - 3 th
4 - 6 th
7 – 9 th

Pria :
10 – 12 th
13 – 15 th
16 – 18 th
19 – 29 th
30 – 49 th
50 – 64 th
≥65 th
90
120
120
120
120


120
150
150
150
150
150
150
Wanita :
10 – 12 th
13 – 15 th
16 – 18 th
19 – 29 th
30 – 49 th
50 – 64 th
≥65 th

Hamil :

Menyusui :
0 – 6 bl
7 – 12 bl

120
150
150
150
150
150
150

+ 50


+ 50
+ 50
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
Angka Kecukupan Iodium

VII.            Sumber Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik. Di daerah pantai, air dan tanah mengadung banyak iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai mengandung cukup banyak iodium. Semakin jauh tanah itu dari pantai semakin sedikit pula kandungan iodiumya, sehingga tanaman yang tumbuh di daerah tersebut termasuk rumput yang dimakan hewan sedikit sekali atau tidak mengandung iodium. Salah satu cara penanggulangan kekurangan iodium ialah melalui fortifikasi garam dapur dengan iodium. Fortifikasi garam dengan iodium sudah diwajibkan di Indonesia.

VIII.            Akibat Kekurangan Iodium
Kekurangan iodium menyebabkan konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormon perangsang tiroid/TSH (Thyroid Stimulating Hormon) meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak iodium. Bila kekurangan berlanjut, sel kelenjar tiroid membersar dalan usaha meningkatkan pengambilan iodium oleh kelenjar tersebut.
Bila pembesaran ini menampak dinamakan gondok sederhana. Bila terdapat secara meluas di suatu daerah dinamakan gondok endemik. Gondok dapat menampakkan diri dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kreatinisme (cebol) di satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid di sisi lain.
Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikenal dengan kreatinisme. Seorang anak yang menderita kreatinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan iodium pada anak-anak menyebabkan kemapuan belajar yang rendah.
Tabel 2. Spektrum Kelainan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Saat kehidupan
Kelainan yang terjadi
Janin
Abortu, lahir mati, anomaly congenital, angka kematian perinatal meningkat, angka kematian bayi meningkat, kretin neurologik : defisiensi mental, bisu, tuli, dilengia spastic, mata juling), kretin miks edematus defek psikomotor : (cebol, defisiensi mental)
Neonatus
Gondok neonatal, hipotiroid neontal
Anak dan remaja
Gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental, kelambatan perkembangan fisik
Dewasa
Gondok dengan segala akibatnya, hipotiroid, gangguan fungsi mental
Sumber : Hetzel dalam Djokomoeljanto (1989) dalam Aritonang (2012)

Tabel 2. Gejala dan Tanda Hipotiroid
Organ
Gejala dan Tanda
Otak
Lemah, lelah, mengantuk, depresi, kemampuan berbicara menurun, intelektual menurun, gangguan ingatan, proses psikis pelan

Mata
Sakit kepala, gangguan pengelihatan, edema periorbital
Telinga, hidung dan tenggorokan
Suara serak
Kelenjar tiroid
Pembesaran tiroid/goiter noduler atau difusa
Jantung dan pembuluh darah
Tekanan nadi berkurang (bradikardi), hipertensi diastolik, kardiak output berkurang
Saluran cerna
Sulit buang air besar (konstipasi), berat badan naik/gemuk
Ginjal
Fungi ginjal menurun, retensi cairan
Sistem reproduksi
Infertilitas, gangguan menstruasi
Otot dan saraf
Kaku sendi, kesemutan, nyeri sendi, gerakan otot lemah (hipofleksia), edema non piting (miksedema), ataxia, kram otot
Kulit
Tidak tahan  dingin, produksi keringat berkurang
Sumber : Pedoman Pengendalian Penyakit Tiroid, Ditjen PP dan PL, 2010

Kekurangan iodium banyak terdapat di daerah pegunungan yang jauh dari laut, karena tanahnya sangat kurang mengandung iodium. Kekurangan iodium berupa gondok endemik merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang terdapat secara merata di daerah pegunungan di seluruh provinsi, kecuali DKI Jakarta.
Komplikasi terbesar dari GAKI adalah kreatin endemik yang memiliki 3 sifat :
A.    Secara epidemiologis selalu berhubungan dengan gondok endemik dan defisiensi berat.
B.     Secara klinis ditandai dengan defisiensi mental, bersamaan dengan gejala neurologik yang mencolok : terdiri atas gangguan pendengaran dan berbicara, kelainan khas dalam cara berjalan dan sikap berdiri, atau hipotiroidi dan mencolok gangguan perkembangan pertumbuhan.
C.     Dengan upaya pencegahan yang baik, yaitu dengan jalan mengoreksi defisiensi iodium, kelahiran bayi dengan kreatin dapat dicegah.

IX.            Akibat Kelebihan Iodium
Sebagian besar kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) disebabkan penyakit Graves yang merupakan penyakit autoimun. Dalam hal ini, system kekebalan tubuh menghasilkan protein Thyroid Simulating Immunoglobulin (TSI) yang menyerupai TSH. TSI juga merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dan menyebabkan goiter.
Suplemen iodium dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid, seperti halnya kekurangan iodium. Dalam keadaan berat hal ini dapat menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak nafas.
Pada penderita, metabolisme tubuh akan meningkat. Penderita kerap kepanasan, kelelahan di malam hari, kesulitan tidur, tangan bergetar, dan detak jantung tidak beraturan.
Terapi dilakukan dengan yodium radioaktif sehingga goiter mengecil. Hipertiroid dapat pula disebabkan gangguan sekresi TSH oleh kelenjar di otak.
Pembesaran kelenjar tiroid bisa juga akibat tumor jinak maupun ganas (kanker). Untuk itu, diperlukan tes fungsi tiroid guna memastikan keaktifan kelenjar tiroid. Jika kelenjar tiroid membesar merata dan terjadi hipertiroid, dokter akan melanjutkan dengan tes penyakit Graves. Jika terjadi hipertiroid, kemungkinan terjadi tiroiditis Hashimoto. Untuk memastikan, dapat dilakukan tes darah. Cara lain lewat pemindaian, ultrasonografi tiroid, maupun biopsi aspirasi jarum halus.
Tabel 3. Gejala dan Tanda Hipotiroid
Organ
Gejala dan Tanda
Otak
Labil/emosional, menangis tanpa alasan yang jelas (iritabel), psikosis, tremor, nervositas, sulit tidur, sulit konsentrasi
Mata
Pandangan ganas, melotot
Kelenjar tiroid
Pembesaran tiroid
Jantung dan pembuluh darah
Sesak nafas (dispnoe), hipertensi, aritmmia, berdebar-debar, gagal jantung, tekanan nadi meningkat (takikardi)
Saluran cerna
Sering buang air besar, lapar, banyak makan, haus, muntah, berat badan turun cepat, toleransi obat
Sistem reproduksi
Tingkat kesuburan menurun, menstruasi berkurang, tidak haid, libido menurun
Darah – limfatik
Limfositosis, anemia, pembesaran limpa, pembesaran kelenjar limfe leher
Tulang
Osteoporosis, epifisis cepat menutup, nyeri tulang
Otot dan saraf
Lemah badan (thyrotoxic periodic paralysis), refleks meningkat, hiperkenesis, capai, tangan gemetar
Kulit
Berkeringat tidak wajar (berlebihan) di beberapa tempat
Sumber : Pedoman Pengendalian Penyakit Tiroid, Ditjen PP dan PL, 2010

DAFTAR PUSTAKA
1.      Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. SUN.
2.      Anna, Lusia Kus. 2011. Tiroid, Pengatur Metabolisme Tubuh. Kompas. com. Kompas.com - 07/06/2011, 06:12 WIB diakses di http://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/07/06120982/Tiroid..Pengatur.Metabolisme.Tubuh.
3.      Aritonag, Irianton. 2012. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal Yogyakarta : PT. Leutika Nouvalitera.
4.      Kementerian Kesehatan RI. 2015. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI – Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI ISSN 242-7659.



0 comments:

Post a Comment

Ipang - Sahabat Kecil