Translate

Hormon Tiroid


TUGAS MATA KULIAH
METABOLISME ZAT GIZI MIKRO
Hormon Tiroid
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Nurohman, M.Si




Disusun Oleh:
OVIASRI RIZKI D. P.            NIM G2B217072


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2017


I.            Hormon Tiroid
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone/ TH) adalah klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Hormon tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan pertumbuhan dengan deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada kompleks I rantai pernapasan mitokondria yang menjadi salah satu faktor laju metabolisme basal, dan modulasi transkripsi genetik melalui pencerap tri-iodotironina yang terdapat pada inti sel.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :
A.    Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkanprotein
B.     Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.

Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, dan jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.
Hormon tiroid mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai proses metabolisme (metabolisme, protein, karbohidrat, lemak) dan aktivitas fisiologik pada hampir semua sistem organ tubuh manusia, kekurangan maupun kelebihan hormon tiroid akan mengganggu berbagai proses metabolisme dan aktivitas fisiologi serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan termasuk sistem saraf dan otak.

II.            Rumus Kimia                
Hormon-hormon tiroid yang terdapat di sirkulasi adalah tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), hanya bentuk bebasnya yang aktif (fT4 dan fT3). Hormon yang lebih penting adalah fT3 karena lebih mempengaruhi metabolisme, dibentuk di liver, ginjal, dan otot dan diubah menjadi fT4 oleh enzim deiodinase. Kebanyakan jaringan termasuk jantung, otak, dan otot memiliki reseptor spesifik fT3 yang dapat mempengaruhi aktivitas metabolik dan seluler.
Gambar 1. Struktur kimia tiroksin atau tetraiodotironin (T4) dan
triiodotironin (T3).
III.            Pembentukan Hormon Tiroid
A.    Tirosin adalah suatu asam amino yang disintesis oleh sel – sel tubuh dalam jumlah yang cukup. Molekul – molekul tirosin yang diambil dari plasma kemudian masuk ke dalam koloid dan terikat pada molekul tiroglobulin. Tiroglobulin disintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel yang kemudian disekresikan ke dalam koloid secara eksositosis. Hormone tiroksin yang dihasilkan adalah hasil iodinisasi molekul tirosin yang terikat pada tiroglobulin. Untuk dapat melakukan iodinisasi, diperlukan molekul iodium yang aktif.
B.     Molekul iodium aktif berasal dari iodide yang diambil melalui proses transport aktif yang memerlukan energi.
Proses pengambilan iodida secara aktif tersebut dikenal dengan proses idodida trapping. Iodide yang telah ditangkap akan dioksidasi oleh enzim peroksida menjadi iodium aktif sebelum berkonjugasi dengan gugus terminal tirosin-tiroglobulin. Proses ini menggunakan suatu simporter atau pompa iodida yang disebut simporter NA+/I- (NIS) yang mengangkut Na+ dan I- ke dalam sel melawan gradient elektrokimia untuk I.
C.     Iodinisasi tiroglobulin/organic binding
Gugus tirosin yang menempel pada tiroglobulin di dalam koloid segera mengikat molekul – molekul iodium (iodinisasi) :
1.      molekul iodium + tirosin-globulin à monoiodotirosin (MIT)
2.      molekul iodium + tirosin-tiroglobulin à diiodotirosin (DIT)
Proses iodinisasi tiroglobulin-tirosin ini dikatalisis oleh enzim peroksidase tiroid dan dapat dihambat oleh zat – zat kimia seperti tiourea dan propiltiourasil
D.    Kondensasi oksidatif
1 molekul MIT + 1 molekul DIT à 1 molekul triiodotironin (T3) + alanin
1 molekul DIT + 1 molekul MIT à 1 molekul reverse triiodotironin (rT3) + alanin
1 molekul DIT + 1 molekul DIT à 1 molekul tetraiodotironin (T4) + alanin
Sintesis hormone kelenjar tiroid di atas dirangsang oleh TSH. Dalam tiroid manusia normal, distribusi rata – rata senyawa beriodium adalah 23% MIT, 33% DIT, 35% T4, dan 7% T3. Sedangkan RT3 dan komponen lain hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit.

Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
A.    Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
B.     Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk   aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).

Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.

IV.            Peran Hormon
A.    Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsusmsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah menjadi T3 setelah dilepaskan darifolikel kelenjar.
B.     Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
C.     Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
D.    Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.
E.     Merangsang penbentukan sel dalam darah.
F.      Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai komp[ensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
G.    Bereaksi terhadap antagonis insulin.

Tirokalsitonin mempuyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium I tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tamabahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama secara benar:
A.    Hipotalamus
B.     Kelenjar hipofisa
C.     Hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di dalam hati serta organ lainnya).

Tiroid mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:
A.    Triodotironin
B.     Tiroksin
C.     Kalsitonin

Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan berkurang.

V.            Mekanisme Kerja Hormon Tiroid
Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur jumlah tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.
 Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus -mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.
Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari (TRH).  Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa kelenjar tiroid harus diaktifkan.  Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke kelenjar tiroid (TSH).  Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan kelenjar pituitari terhadap hormon TRH.Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid. Perintah ini adalah titik kedua dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin.
Sistem ini dirancang begitu rumit sehingga kelebihan tiroksin mengambil tindakan amat cerdas agar sumber-sumber yang menghasilkan hormon ini tak membuat terlalu banyak, serta campur tangan dan menghambat rantai perintah yang dibangun untuk menghasilkan dirinya. Dengan cara ini, saat tiroksin di dalam darah meningkat di atas normal, produksinya otomatis dihentikan
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sistem menakjubkan yang telah kami gambarkan di atas. Namun, di samping semua ini, ada sistem menakjubkan lainnya yang menjaga agar jumlah tiroksin dalam darah mantap di masa genting.
Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah. Saat menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya. Dari ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya sekitar empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi keepatan metabolisme dalam sel.
Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekul-molekul pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa tersedia cukup tiroksin bila dibutuhkan.

VI.            Gangguan Kesehatan
Tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher bagian depan yang berbentuk seperti kupu-kupu dan seringkali mudah untuk diraba. Gangguan yang terjadi pada kelenjar ini bisa akibat ukurannya atau produksi hormonnya yang tidak seimbang.
Produksi hormon yang tidak seimbang ini bisa diakibatkan oleh kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroid). Gangguan hormonal ini bisa terjadi seumur hidup, meski pada saat-saat tertentu kadar hormonnya bisa kembali normal tapi tidak ada yang tahu penyebab gangguan hormon tersebut muncul kembali.
Gangguan tiroid lebih banyak dialami oleh perempuan dibanding laki-laki (bisa sampai 5-7 kali lipat) dan mewakili sebagian besar penyakit endokrin atau yang berhubungan dengan hormon.
Jenis penyakit menurut kelainan bentuknya, gangguan tiroid dibedakan dalam 2 bentuk :
A.    Difus. Pembesaran kelenjar yang merata, bagian kanan dan kiri kelenjar sama-sama membesar dan disebut struma difusa (tiroid difus).
B.     Nodul. Terdapat benjolan seperti bola, bisa tunggal (mononodosa) atau banyak (multinodosa), bisa padat atau berisi cairan (kista) dan bisa berupa tumor jinak/ganas.

Menurut kelainan fungsinya, gangguan tiroid dibedakan dalam 2 bentuk:
A.    Hipotiroid. Kumpulan manifestasi klinis akibat berkurang atau berhentinya produki hormon tiroid.
B.     Hipertiroid atau Tiroksikosis. Kumpulan manifestasi klinis akibat kelebihan hormon tiroid.
C.     Eutiroid. Keadaan tiroid yang berbentuk tidak normal tapi fungsinya normal.

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki hipotiroid atau hipertiroid biasanya dilakukan tes darah dengan mengetahui jumlah dari hormon T3 (triiodothyronine), T4 (thyroxine) dan TSH (Thyroid Stimulating Hormone).
Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon tiroid, yaitu:
Tabel 1. Gejala Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
Denyut jantung yg cepat
Denyut nadi yg lambat
Tekanan darah tinggi
Suara serak
Kulit lembat & berkeringat banyak
Berbicara menjadi lambat
Gemetaran
Alis mata rontok
Gelisah
Kelopak mata turun
Nafsu makan bertambah disertai penambahan berat badan
Tidak tahan cuaca dingin
Sulit tidur
Sembelit
Sering buang air besar & diare
Penambahan berat badan
Lemah
Rambut kering, tipis, kasar
Kulit diatas tulang kering menonjol & menebal
Kulit kering, bersisik, tebal, kasar
Kulit diatas tulang kering menebal & menonjol
Mata membengkak, memerah & menonjol
Sindroma terowongan karpal
Mata peka terhadap cahaya
Kebingungan
Mata seakan menatap
Depresi
Kebingungan
Demensia

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan penyakit gangguan tiroid adalah :
A.    Umur. Usia di atas 60 tahun maka semakin berisiko terjadinya hipotiroid atau hipertiroid.
B.     Jenis kelamin. Perempuan lebih berisiko terjadi gangguan tiroid
C.     Genetik. Diantara banyak faktor penyebab autoimunitas terhadap kelenjar tiroid, genetik dianggap merupakan pencetu utama
D.    Merokok. Merokok dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan nikotin dalam rokok dapat memacu peningkatan reaksi inflamasi.
E.     Sters. Sters juga berkolerasi dengan antibodi terhadap antibodi TSH-reseptor
F.      Riwayat penyakit keluarga berhubungan dengan autoimun. Riwayat penyakit keluarga ada hubungannya dengan kelainan autoimun merupakan faktor risiko hipertiroidisme tiroiditis autoimun.
G.    Zat kontras yang mengandung iodium. Hipertiroidisme terjadi setelah mengalami pencitraan menggunakan zat kontras yang mengandung iodium
H.    Obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tiroid. Amiodaron,  lithium karbonat, aminoglutethimide, interfon alfa, thalidomide, betaroxine, stavudine.
I.       Lingkungan. Kadar iodium dalam air kurang





VII.            Daftar Pustaka
1.      Nangsari, Nyayu Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologo Manusia. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
2.      Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang
3.      Susilowati. 2003. Pengantar Endokrinologi. Malang: Universitas Negeri Malang
4.      Turner, C. Donnel, dkk. 1988. Endokrinologi Umum Edisi Keenam. Surabaya: Airlangga University Press.
5.      Kementerian Kesehatan RI. 2015. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI – Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI ISSN 242-7659.



0 comments:

Post a Comment

Ipang - Sahabat Kecil